Selasa, 16 April 2013

Harto Kambaton

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI

A.    PENDAHULUAN
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis, proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan  anak  harus  di  analisis  latar  belakang  atau  penyebabnya  dan  ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya.

B.     PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Pada anak-anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan untuk  mengidentifikasikan  membesarnya  frekuensi  atau  intensitas  perilaku  tertentu sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu normatif atau bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian diri.
Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah perkembangan  rata-rata  fisik  seseorang  yang  sesuai  dengan  norma  statistik.  Kriteria sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah. Kemudian yang dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individu menyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiri ataupun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

C.    JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Pada dasarnya Jenis-jenis masalah Anak Usia Dini terdiri dari masalah fisik dan psiko- sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan Fisik yang terjadi pada anak usia dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa permasalahan fisik yang dihadapi anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalah pendengaran, masalah berbicara atau berbahasa. Permasalahan psiko-sosial yang dihadapi anak-anak usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah agresivitas, masalah kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll.
1.      Permasalahan Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak
a.      Masalah Motorik
Permasalahan  motorik  anak  terdiri  dari  motorik  kasar  dan  motorik  halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap, melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya.
Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk  persiapan  menulis,  membaca  dan  sebagainya.  Permasalahan  yang  sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran, segitiga dan sebagainya.
b.      Masalah Penglihatan
Pengamatan melalui penglihatan, merupakan keterampilan untuk  mampu  melihat  persamaan  dan  perbedaan  bentuk, benda dan warna sebagai dasar untuk pengembangan kognitif. Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya. Selain itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas.
Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:
a.       Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya.
b.      Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.
c.       Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar.
d.      Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
c.       Masalah Pendengaran
Pengamatan melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara. Pengamatan ini biasanya sudah dikenal anak sebelum sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya.
Gangguan pendengaran pada anak-anak usia pra sekolah bukan berarti anak mengalami  tuli.  Akan  tetapi  anak  tidak  mampu  menyebutkan  suara  yang ada  di sekelilingnya, seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu serta tidak mampu menyanyikan lagu sederhana. Sebagian besar orang tua menganggap perrmasalahan pendengaran anak merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orang tua sedini  mungkin  sering  melatih  anak  mendengarkan  berbagai  suara  baik mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri sering bernyanyi saat bermain dengan anaknya. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain:
a.       Tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu.
b.      Tidak  mampu  mendengarkan  persamaan-persamaan  dalam  kata-kata  yang bersajak.
c.       Tidak mampu menceritakan kembali kejadian.
d.      Tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita.
e.       Dan lain-lain.
d.      Masalah Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan   menulis.   Untuk   anak usia dini/ taman kanak-kanak,   keterampilan   yang   diutamakan   adalah mendengaran  dan  berbicara.  Masalah  berbahasa  yang  dialami  anak  usia  Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya.
Permasalahan tersebut salah satunya juga  disebabkan berbedanya budaya di sekitar  kita  yang  tidak  membiasakan  orang  untuk  mengekspresikan  perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya, kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengruhi kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain.

2.      Permasalahan Psiko-Sosial
Perkembangan psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan perkembangan jati diri anak. Permasalahan psiko-sosial anak bisa berasal dari dalam diri anak itu sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain. Permasalahan psiko-sosial yang terjadi anak-anak usia taman Kanak-kanak bukan merupakan hal yang permanen. Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya masih dalam periode pra-operasional dimana anak masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya.
a.      Masalah Sosio-Emosional anak
Permasalahan sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak termasuk permasalahan psikologis. Permasalahan sosio-emosional anak juga berasal dari dalam dirinya dan berhubungan dengan orang lain. Masalah-masalah sosio-emosional anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain:
a.       Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selain orang yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya.
b.      Mudah menangis.
c.       Sering membangkan jika keinginannya tidak dituruti.
d.      Tidak mau bergaul dengan temannya.
e.       Mau menang sendiri.
f.       Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin.
g.      Belum dapat mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada.
b.      Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan (Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa ditunjjukan untuk mencapai tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya.
Sasaran perilaku agresif ini bisa diberikan kepada pendidik, teman bahkan dilampiaskan  pada  bangunan  misalnya memukul  dinding  atau menendang  benda. Sasaran lainnya bisa juga berupa mengganggu proses belajar atauupun mengganggu kegiatan  lain   yang   sedang  berlangsung.  Perilaku  agresivitas  ini  tidak  hanya merugikan pelaku sendiri, tetapi juga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain disekitarnya. Menurut Rita Eka Izzaty (2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan ada yang tidak wajar. Perilaku agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas tersebut sebagai pelampiasan emosi dan hambatan psikologis yang berlebihan dan tidak sehat. Perilaku agresif yang dikategorikan tidak wajar apabila perilaku tersebut menetap bahkan sampai mengganggu lingkungannya.
c.       Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi  subyektif  dan  rangsangan  fisiologis,  misalnya  bernafas  lebih  cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman.
Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak berangsur-angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. yang dialami anak-anak Taman Kanak- kanak ditunjukkan dengan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang timbul ketika diri merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan antara lain karena perilaku orang tua yang terlalu protektif dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
d.      Keberbakatan (Giftedness)
Keberbakatan atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutan bagi anak yang memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik.
Permasalahan  anak  berbakat  tersebut  jika  diatasi  sejak  dini  akan menguntungkan   semua   pihak.   Potensi   anak   akan   tersalurkan   dan   semakin berkembang, sementara anak-anak lain yang kemampuannya dibawah anak berbakat juga tidak dirugikan. Keberbakatan mempunyai definisi yang bersifat multidimensional,  digambarkan  bahwa  anak  berbakat  sebagai  anak  yang menunjukkan prestasi tinggi hampir dalam semua kecerdasan majemuk.
3.      Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum
Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan   yang biasanya muncul pada anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu:
a.      Gangguan fungsi Pancaindra
Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah  gangguan  pada  indra  penglihatan  dan  pendengaran. Gangguan penglihatan dapat  disebabkan faktor biologis dan  juga karena faktor lingkungan seperti pembiasaan. Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi pada telinga yang dibawa sejak lahir,  atau karena kebersihan lubang telinga yang tidak terjaga. Selain itu juga karena lingkungan yang terlalu bising atau terlalu berbisik-bisik.
b.      Cacat Tubuh
Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangat tampak daiantaranya pada tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuh diindikatorkan berupa ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yang menggunakan anggota  tubuh  seperti  tangan  dan  kaki seperti memakai pakaian, memegang benda, mengepal, meloncat, berjinjit dll. Termasuk permasalahan yang sering diamati adalah kidal pada anak.  Cacat pada wajah biasanya muncul dikarenakan anak memiliki bibir sumbing, gigi tongos, mata yang berbeda dengan mata anak yang normal, dsb. Hal ini bisa berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri anak sebab biasanya anak-anak ini akan merasa sangat malu dan rendah diri karena diejek   dan disingkirkan oleh teman-temannya.
c.       Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan tangan kanan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaan anak dalam menggunakan tangan kirinya. Beberapa faktor penyebab kidal pada anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam otak lebih unggul daripada kiri. Pada anak yang penyebabnya hal tersebut jika dipakasakan maka umumnya akan mengalami gangguan bicara. Penyebab lainnya juga karena pembiasaan yang salah atau kerena ketidaksengajaan untuk tidak membiasakan anak menggunakan tangan kanannya
d.      Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD) dikategorikan pada gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, jangka waktu perhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya, tidak tenang, tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannya tidak bertujuan, tidak mampu berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-anak yang memiliki gangguan hiperaktivitas ini yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention), menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas. (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder III).
ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lama gangguan paling sedikit 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal atau  otak  tidak  dapat  berfungsi penuh, melainkan hanya  sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan lingkungan.
e.       Ngompol (enuresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya terjadi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang hari (Diurnal). Faktor penyebab ngompol adalah; kelainan fungsi fisiologis pada vesica urinaria dan urethra, lubang kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak, ketidakmatangan fisiologis jaringan syaraf otonom akibatnya ketidakmampuan kandung kemih untuk menyimpan air kencing menjadi kurang, gangguan tingkah laku, gangguan emosional, regresi kearah stadium, penelantaran toilet training, intelegensi rendah, dan keturunan.
f.       Gagap ( Stuttering)
Anak yang menderita gagap  tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat- sendat. Gejala yang sering diperlihatkan dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan tangan kanan  pada  anak  kidal,  nervous (gugup)  biasanya anak-anak yang cenderung introvert dan anak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan intrepersonal dan  sosial  serta  tidak  percaya  diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan berpikir.
g.      Penakut
Ketakutan bisanya disebabakan beberapa hal diantaranya adanya cerita-cerita seram dan menakutkan, takut pada gelap karena membayangkan hal- hal  yang  seram,  peniruan  dari  orang  dewasa  misalnya takut  pada  ulat, kesalahan mendidik pada orang tua.
h.      Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para orang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari hukuman, peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji, karena imajinasinya
i.        Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan secara   materil,  kecintaan  anak   untuk  melakukan  petualangan  dalam menaklukan  karena  petualangan  yang  heroik,  peniruan,  cemburu  dan dendam, rasa kepemilikian yang tinggi terhadap barang orang lain.
j.        Agresif
Agresivitas  merupakan  tingka  laku  menyerang  baik  secara  fisik maupun   verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak agresif diantaranya karena terkekang, reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu, peniruan dari orang dewasa.
k.      Autisme
Autisme merupakan gangguan  terhadap perkembangan anak  yang ditandai  dengan  anak  tidak  menguasai  kemampuan  untuk  melakukan interaksi  sosial  yang  timbal  balik,  tidak  memiliki  kemmapuan  untuk berkomunikasi,  serta  munculnya  perilaku,  minat,  ataupun  aktivitas  yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-kadang  kata-kat  yang  digunakan  tidak  sesuai  dengan  artinya. interaksi sosial; suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan teman lainnya. Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa,  menangis  tanpa  alasan  yang  jelas,  tempertantrum  jika dilarang.
Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranya adalah ketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi kerusakan metabolik, penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal seperti ibu mengalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karena pendarahan pada saat kehamilan, keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb.

D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN ANAK USIA DINI/ TAMAN KANAK-KANAK
Beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  permasalahan  anak usia dini/ taman kanak-kanak dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab  permasalahan   dari  faktor  internal   dalam  diri   anak  disebabkan   karena kelemahan fisik dan karena psikisnya.
Penyebab permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari:
a.       Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun.
b.      Kecacatan pada beberapa organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan pada sistem otak, gen atau kimia darah
Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah:
a.       Kecerdasan.
b.      Ingatan.
c.       Perasaan.
d.      Kemauan.
e.       Keluarga.
f.       Sekolah.
g.      Masyarakat.
h.      Media.

E.     KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang disekitarnya. Oleh  karena itu  permasalahan  yang dihadapi anak-anak usia dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal dan eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada  kerjasama  dengan  orang  tua  dan masyarakat.  Dengan  adanya penanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut.