PERMASALAHAN ANAK USIA DINI
A. PENDAHULUAN
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling
berkaitan antara proses bilogis,
proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain
dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi
berbagai masalah yang akan menghambat
proses perkembangan selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi
anak dapat dilihat
melalui tingkah laku anak pada saat
mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya menghambat
perkembangan emosi dan sosialnya,
akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam
menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap
permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis,
sosio emosional serta aspek kognitifnya.
B. PENGERTIAN
PERMASALAHAN ANAK
Permasalahan anak-anak
adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan
anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim,
2006:9). Pada anak-anak
prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai
normal untuk usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku
yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan untuk
mengidentifikasikan
membesarnya
frekuensi
atau
intensitas
perilaku
tertentu
sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005).
Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat
apakah perilaku itu normatif
atau bermasalah, yaitu kriteria
statistik rata-rata, kriteria
sosial dan kriteria
penyesuaian diri.
Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik
adalah perkembangan rata-rata fisik
seseorang
yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria sosial adalah tingkah laku yang
dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah. Kemudian yang dimaksud
dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan
individu menyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap
meresahkan atau mengganggu diri sendiri ataupun
orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
C. JENIS-JENIS
PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Pada dasarnya
Jenis-jenis masalah Anak Usia
Dini terdiri dari masalah fisik dan psiko-
sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan
Fisik yang terjadi pada anak usia dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa
permasalahan fisik yang dihadapi
anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalah
pendengaran, masalah berbicara atau berbahasa.
Permasalahan psiko-sosial yang dihadapi anak-anak
usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/
taman kanak-kanak pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah
agresivitas, masalah kecemasan dan
masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan
fisik dan psiko-sosial dll.
1. Permasalahan
Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak
a. Masalah
Motorik
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik
kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis
dan sangat berperan untuk mencapai
keseimbangan yang menunjang motorik halus.
Permasalahan yang sering terjadi
pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis.
Misalnya: berjalan, berlari, menangkap, melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa
menyentuh temannya.
Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai
anak usia dini/ taman kanak-kanak
adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan
mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan
untuk persiapan menulis, membaca
dan
sebagainya. Permasalahan yang sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran,
segitiga dan sebagainya.
b. Masalah
Penglihatan
Pengamatan
melalui penglihatan, merupakan
keterampilan untuk mampu melihat
persamaan dan perbedaan bentuk, benda dan warna
sebagai dasar untuk pengembangan kognitif.
Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan warna,
bentuk dan ukurannya. Selain itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas.
Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan
penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:
a.
Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada
bendanya.
b.
Tidak mampu menguraikan benda-benda yang
dilihat dari beberapa aspek, misalnya bentuk,
warna, fungsi dan sebagainya.
c.
Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau
gambar.
d.
Tidak mampu mengurutkan kembali satu
seri gambar yang diacak.
c. Masalah
Pendengaran
Pengamatan melalui
pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan
suara. Pengamatan ini biasanya sudah dikenal
anak sebelum sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya.
Gangguan
pendengaran pada anak-anak
usia pra sekolah bukan berarti anak
mengalami tuli. Akan tetapi anak tidak mampu menyebutkan suara yang
ada di sekelilingnya, seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu menirukan
berbagai suara tertentu serta tidak mampu menyanyikan lagu
sederhana. Sebagian besar orang tua menganggap
perrmasalahan pendengaran anak
merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi
gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orang tua sedini mungkin sering
melatih
anak mendengarkan berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun
orang tuanya sendiri sering bernyanyi
saat
bermain dengan anaknya. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain:
a.
Tidak mampu menirukan berbagai suara
tertentu.
b.
Tidak mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam
kata-kata
yang
bersajak.
c.
Tidak mampu menceritakan kembali
kejadian.
d.
Tidak mampu mengulangi kembali urutan
cerita.
e.
Dan lain-lain.
d. Masalah Berbahasa
Berbahasa
merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk
anak usia dini/ taman kanak-kanak, keterampilan yang diutamakan adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan mendengar
dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di
sekelilingnya.
Permasalahan tersebut
salah satunya juga
disebabkan berbedanya budaya di
sekitar kita yang
tidak
membiasakan
orang
untuk
mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yang memalukan.
Kebudayaan tersebut
mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu
mengutarakan isi hatinya dengan
kalimat-kalimatnya, kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat
mempengruhi kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan
selanjutnya yang bisa dimungkinkan
juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain.
2. Permasalahan
Psiko-Sosial
Perkembangan
psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan perkembangan jati diri anak. Permasalahan
psiko-sosial anak bisa berasal dari dalam diri anak itu sendiri maupun yang
berhubungan dengan orang lain. Permasalahan psiko-sosial
yang terjadi anak-anak usia taman Kanak-kanak bukan merupakan hal yang permanen. Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya masih dalam periode pra-operasional dimana anak
masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya.
a. Masalah
Sosio-Emosional anak
Permasalahan
sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak
usia dini/taman kanak-kanak termasuk
permasalahan psikologis. Permasalahan sosio-emosional anak
juga berasal dari dalam dirinya dan berhubungan dengan orang lain. Masalah-masalah
sosio-emosional anak usia dini/ taman kanak-kanak
antara lain:
a.
Sukar
berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selain
orang yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang
dimungkinkan anak takut dengan guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya.
b.
Mudah menangis.
c.
Sering membangkan jika keinginannya
tidak dituruti.
d.
Tidak mau bergaul dengan temannya.
e.
Mau menang sendiri.
f.
Belum memiliki pemahaman tentang konsep
dan peran jenis kelamin.
g.
Belum dapat mengikuti secara penuh
aturan-aturan yang ada.
b. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi
wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan
(Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa ditunjjukan untuk mencapai tujuan tertentu
bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih keunggulan dengan cara membuat
lawan tidak berdaya.
Sasaran
perilaku agresif ini bisa diberikan
kepada pendidik, teman bahkan
dilampiaskan pada bangunan
misalnya memukul dinding atau menendang
benda. Sasaran lainnya bisa juga berupa
mengganggu proses belajar atauupun mengganggu kegiatan lain yang sedang berlangsung. Perilaku agresivitas
ini
tidak
hanya
merugikan pelaku sendiri,
tetapi juga bisa merugikan anak-anak
lain atau orang lain disekitarnya. Menurut Rita Eka Izzaty
(2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan ada yang tidak wajar. Perilaku
agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas tersebut sebagai pelampiasan emosi dan hambatan psikologis yang berlebihan dan tidak sehat. Perilaku agresif yang dikategorikan tidak wajar apabila perilaku
tersebut menetap bahkan sampai mengganggu lingkungannya.
c. Kecemasan
Kecemasan
merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif
dan
rangsangan
fisiologis,
misalnya bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara
yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman.
Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia
dini/taman kanak-kanak berangsur-angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. yang dialami anak-anak Taman Kanak-
kanak ditunjukkan dengan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang timbul ketika diri merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan
antara lain karena perilaku orang tua yang terlalu protektif dan
kurang bersosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya.
d. Keberbakatan
(Giftedness)
Keberbakatan
atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutan bagi anak
yang memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan
bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik.
Permasalahan anak berbakat tersebut jika diatasi
sejak
dini
akan
menguntungkan semua pihak.
Potensi
anak
akan tersalurkan dan
semakin berkembang, sementara
anak-anak lain yang kemampuannya dibawah
anak berbakat juga tidak dirugikan.
Keberbakatan mempunyai definisi
yang bersifat multidimensional, digambarkan bahwa anak berbakat sebagai anak yang menunjukkan prestasi tinggi hampir
dalam semua kecerdasan majemuk.
3. Permasalahan Anak Usia Dini Secara
Umum
Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya muncul pada anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu:
a. Gangguan fungsi Pancaindra
Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan
masalah pada
anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah gangguan
pada indra
penglihatan dan
pendengaran. Gangguan penglihatan dapat disebabkan faktor biologis dan
juga karena faktor lingkungan seperti pembiasaan.
Gangguan pendengaran dapat disebabkan
oleh infeksi pada telinga yang dibawa sejak lahir,
atau karena kebersihan
lubang telinga yang tidak terjaga. Selain itu juga karena
lingkungan yang terlalu bising atau terlalu berbisik-bisik.
b. Cacat Tubuh
Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangat
tampak daiantaranya
pada
tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuh diindikatorkan berupa ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yang menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan
kaki seperti memakai pakaian, memegang benda, mengepal,
meloncat, berjinjit dll. Termasuk permasalahan yang sering diamati adalah kidal pada anak.
Cacat pada wajah
biasanya muncul dikarenakan anak memiliki bibir sumbing, gigi tongos, mata
yang
berbeda dengan mata anak yang normal,
dsb. Hal ini bisa berpengaruh
terhadap perkembangan konsep diri anak sebab biasanya anak-anak ini akan
merasa sangat malu dan rendah diri karena diejek dan disingkirkan oleh teman-temannya.
c. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam
menggunakan tangan kanan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaan
anak dalam menggunakan
tangan kirinya. Beberapa faktor penyebab kidal pada
anak
diantaranya karena
hemisphere kanan dalam otak
lebih unggul daripada kiri. Pada anak yang penyebabnya
hal
tersebut jika dipakasakan maka umumnya
akan mengalami
gangguan bicara. Penyebab lainnya juga karena
pembiasaan yang salah atau kerena ketidaksengajaan
untuk tidak
membiasakan anak menggunakan tangan kanannya
d. Hiperaktif
Hiperaktif
sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD)
dikategorikan pada gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang
berlebihan. Anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian
pada
jangka waktu tertentu, jangka waktu perhatiannya
sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya,
tidak tenang, tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannya
tidak bertujuan, tidak mampu berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-anak yang memiliki gangguan hiperaktivitas ini
yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention), menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas.
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder III).
ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lama gangguan paling sedikit 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal
atau otak tidak dapat
berfungsi penuh, melainkan hanya sebagian saja.
Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar
racun, bahan tambahan
pada
makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan
lingkungan.
e. Ngompol (enuresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya terjadi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidak menutup
kemungkinan
terjadi pada siang hari (Diurnal). Faktor penyebab ngompol
adalah; kelainan fungsi fisiologis
pada
vesica urinaria dan urethra, lubang kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak,
ketidakmatangan fisiologis jaringan syaraf otonom akibatnya ketidakmampuan
kandung kemih untuk menyimpan
air kencing menjadi kurang, gangguan tingkah laku,
gangguan emosional, regresi kearah stadium, penelantaran
toilet training,
intelegensi rendah, dan keturunan.
f. Gagap (
Stuttering)
Anak yang menderita gagap
tidak dapat berkomunikasi secara wajar.
Wajar disini mengandung
pengertian normal, jelas dan tidak tersendat-
sendat. Gejala yang sering diperlihatkan
dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang
suara suku kata atau kata-kata, dan sering
terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu
arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan tangan kanan pada
anak kidal, nervous (gugup)
biasanya anak-anak yang cenderung introvert dan anak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan
intrepersonal dan sosial serta tidak
percaya diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan berpikir.
g. Penakut
Ketakutan bisanya disebabakan
beberapa hal diantaranya adanya cerita-cerita
seram dan menakutkan, takut pada gelap karena membayangkan hal-
hal yang
seram, peniruan dari
orang
dewasa misalnya takut pada
ulat,
kesalahan mendidik pada orang tua.
h. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya
adalah kekasaran dan kekerasan para
orang tua dan para pendidik sehingga
mereka berdusta agar terhidar dari
hukuman,
peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji,
karena imajinasinya
i.
Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil,
kecintaan anak untuk
melakukan
petualangan dalam
menaklukan
karena petualangan
yang heroik, peniruan,
cemburu
dan dendam, rasa kepemilikian yang tinggi terhadap barang orang lain.
j.
Agresif
Agresivitas merupakan
tingka
laku
menyerang baik
secara fisik
maupun verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan.
Penyebab anak agresif diantaranya karena terkekang, reaksi
emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan
sesuatu, peniruan dari orang dewasa.
k. Autisme
Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak
yang ditandai dengan
anak tidak
menguasai kemampuan untuk melakukan
interaksi
sosial yang
timbal
balik, tidak
memiliki kemmapuan untuk
berkomunikasi, serta munculnya perilaku,
minat, ataupun aktivitas
yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-kadang kata-kat yang
digunakan
tidak
sesuai
dengan artinya. interaksi sosial; suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik
untuk bermain dengan teman lainnya. Gangguan sensoris; sangat sensitif
terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak
kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa, menangis
tanpa alasan
yang jelas,
tempertantrum jika dilarang.
Penyebab austisme
pada anak disebabkan beberapa hal diantranya adalah ketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi
kerusakan metabolik,
penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal seperti ibu mengalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karena pendarahan pada saat kehamilan,
keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN ANAK USIA DINI/ TAMAN KANAK-KANAK
Beberapa
faktor
yang mempengaruhi permasalahan anak
usia dini/ taman kanak-kanak dapat
dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Penyebab permasalahan dari faktor internal dalam diri
anak disebabkan karena kelemahan fisik dan karena psikisnya.
Penyebab
permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari:
a.
Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun.
b.
Kecacatan pada beberapa organ
tubuh yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan pada sistem otak, gen atau kimia darah
Penyebab
yang ditimbulkan dari faktor psikis dan
sosial adalah:
a.
Kecerdasan.
b.
Ingatan.
c.
Perasaan.
d.
Kemauan.
e.
Keluarga.
f.
Sekolah.
g.
Masyarakat.
h.
Media.
E. KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak
bersosialisasi dengan orang- orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi
anak-anak usia dini/taman kanak-kanak
sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu
perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak
usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor
internal dan eksternal membutuhkan kerjasama
semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah
saja, tetapi juga harus
ada kerjasama dengan orang
tua dan
masyarakat. Dengan
adanya penanganan sedini mungkin
diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan pada tahapan
kehidupan lebih lanjut.